Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa yang Allah SWT menghendaki kebaikan (Surga) baginya, niscaya ia dibuat pandai dalam ilmu agama." (HR. Al-Bukhari dari Muawiyah)

google search

Jumat, Desember 18, 2009

Informasi Geologi dalam Al-Quran

XI. GEOLOGICAL INFORMATION IN THE QUR’AAN
Bab XI


Catatan penerjemah:
Dokumen asli [dalam Bahasa Inggris] dicetak dengan huruf biasa.

Dokumen terjemahan dicetak dengan huruf seperti ini.

How do you present proof of this religion to those who do not speak the language of the Arabs or know anything about the inimitable eloquence of the Qur’an? Is it the only way for them to learn this language of the Arabs and to master its sciences? The answer, of course, is ‘No’, Allah, may He be Glorified and Exalted, has shown mercy to them and to all other generations by sending the appropriate evidence to all mankind, irrespective of their different races, languages, and times.

Bagaimana Anda menunjukkan bukti tentang agama ini kepada mereka yang tidak mengerti tentang Bahasa Arab atau pun tidak mengetahui sesuatu pun tentang ketidak mungkinan ditirunya Al-Quran? Apakah hal ini satu-satunya cara bagi mereka untuk mempelajari bahasa Arab dan menguasai ilmunya? Jawabannya, tentu saja, adalah 'TIDAK', Allah Yang Maha Mulia lagi Maha Agung, telah menunjukkan kemurahannya kepada mereka dan kepada generasi-generasi yang lain dengan mengirimkan bukti-bukti yang sesuai untuk semua manusia, apa pun ras mereka, bahasa mereka atau kapan pun mereka berada.

We have Professor Palmer who is one of the foremost geologists in the United States of America. He headed a committee which organized the Centennial Anniversary of the American Geological Society. When we met him we presented the various scientific miracles in the Qur’an and Sunnah, he was greatly astonished. I remember a pleasant anecdote when we informed him that the Qur’an mentions the lowest part of the earth and states that it is near Jerusalem, where a battle took place between the Persians and the Greeks.

Kami hadirkan Profesor Palmer, seorang ahli ilmu bumi terkemuka di Amerika. Dia mengepalai sebuah komite yang mengorganisasikan Ulang Tahun Masyarakat Geologi Amerika. Ketika kami bertemu dengan dia, kami menunjukkan berbagai macam keajaiban sains di dalam Al-Quran dan Sunnah, dia sangat tercengang. Saya teringat sebuah anekdot ketika kami menginformasikan kepadanya bahwa Al-Quran menyebutkan bagian paling bawah dari bumi dan menyatakan bahwa bagian tersebut dekat dengan Jerusalem, di mana sebuah pertempuan terjadi antara Persia dan Yunani.

Allah, may He be Exalted and Glorified, said in the Qur’an:

Alif Laam Meem, the Romans have been defeated, in the lowest part of the land (adnal-ardh), but after defeat they will soon be victorious. (Qur’an 30:1-3).

Allah Yang Maha Agung lagi Maha Mulia berfirman dalam Al-Quran:

Alif Laam Miim, Telah dikalahkan bangsa Rumawi, di negeri yang paling rendah (adnal-ardh) dan mereka sesudah dikalahkan itu akan menang (Quran 30:1-3)

The term adna means both nearer and lowest. The commentators of the Qur’an, May Allah be pleased with all of them, were of the opinion that adnal-ardh meant the nearest land to the Arabian Peninsula. However, the second meaning is also there. In this way, the Glorious Qur’an gives one word several meanings, as described by the Prophet Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam) when he said:

I have been given the most comprehensive words. [Al-Bukhaari and Muslim]

Istilah adna bisa berarti lebih dekat dan paling bawah. Para penafsir Al-Quran, semoga Allah ridha kepada mereka semua, berpendapat bahwa adnal-ardh berarti tanah paling dekat ke Semenanjung Arab. Akan tetapi, arti kedua juga tetap bisa diterapkan. Dengan cara ini, Al-Quran yang Suci memberikan satu kata dengan beberapa arti, sebagaimana dijelaskan oleh Nabi Muhammad saw ketika dia mengatakan:

Aku telah dikaruniai dengan kata-kata yang paling mudah difahami. [Al-Bukhari dan Muslim]

When we investigated the lowest part of the earth, we found that it was exactly the same spot that witnessed the battle in which the Romans were defeated. When we informed Professor Palmer about this, he contested saying that there were many other areas which are lower than the one referred to in the Qur’anic verse. He gave examples and names of other areas in Europe and in the United States. We assured him that our information was verified and correct. He had with him a topographical globe that showed elevations and depressions. He said that it would be easy with that globe to ascertain which was the lowest spot on earth. He turned the globe with his hands and focused his sign on the area near Jerusalem. To his astonishment, there was a small arrow sticking out towards that area with words: 'the lowest part on the face of the earth.'

Ketika kita meneliti bagian paling bawah dari bumi, kita menemukan bahwasanya bagian tersebut secara tepat berada di titik di mana Roma dikalahkan. Ketika kami menginformasikan hal ini kepada Profesor Palmer, dia mempertentangkan dengan mengatakan bahwa ada beberapa daerah lain yang lebih rendah dari pada yang disebutkan dalam Al-Quran. Dia memberikan contoh-contoh dan nama-nama dari beberapa daerah di Eropa dan Amerika. Kami meyakinkan dia bahwa informasi kami sahih dan benar. Dia memiliki globe secara topografi yang menunjukkan pengangkatan dan penurunan. Dia mengatakan bahwa akan jadi mudah untuk membuktikan mana bagian paling bawah di bumi dengan globe tersebut. Dia memutar globe tersebut dengan tangannya dan memfokuskan telunjuknya pada daerah dekat Jerusalem. Mengherankan, di sana ada tanda panah kecil yang mengarah pada daerah dengan kalimat: 'bagian terendah di muka bumi.'

Professor Palmer was quick to concede that our information was correct. He proceeded to speak, as you now see him with the globe, saying that this was actually the lowest part of the earth.

Profesor Palmer segera mengakui bahwa informasi kami adalah benar adanya. Dia kemudian berkata, sebagaimana Anda ketahui sekarang dengan globe ini, yang mengatakan bahwa ini sebenarnya adalah bagian paling bawah dari bumi.

Professor Palmer: It took place in the area of the Dead Sea which is up here and interestingly enough the labeling on the globe says 'the world’s lowest point.' So it certainly is supported by the interpretation of that critical word.

Profesor Palmer: Tempat dari daerah tersebut adalah Laut Mati, yaitu di sini, dan menariknya, label di globe ini mengatakan 'titik terendah bumi'. Maka sesungguhnya hal ini didukung oleh penafsiran dari kata yang dimaksud.

Professor Palmer was even more astonished when he found that the Qur’an talks about the past and describes how creation first began; how the earth and heavens were created; how the water gushed forth from the depth of the earth; how the mountains were anchored on land; how vegetation first began; how is earth today, describing the mountains, describes its phenomena, describes the changes on the surface of the earth as witnessed in the Arabian Peninsula. It even describes the future of the land of Arabs and the future of the whole earth. At this, Professor Palmer acknowledged that the Qur’an is such a wondrous Book which describes the past, the present, and the future.

Profesor Palmer bahkan lebih tercengang ketika dia menemukan bahwa Al-Quran berbicara tentang masa lalu dan menjelaskan bagaimana awal mula penciptaan dimulai; bagaimana bumi dan langit-langit diciptakan; bagaimana air dipancarkan keluar dai kedalaman bumi; bagaimana pegunungan ditancapkan di atas tanah; bagaimana tanam-tanaman pertama kali ditumbuhkan; bagaimana bumi saat ini, menjelaskan pegunungan, menjelaskan fenomena-fenomenanya, menjelaskan perubahan-perubahan pada permukaan bumi sebagaimana disaksikan di Semenanjung Arab. Ianya bahkan menjelaskan masa depan dari pada tanah Arab dan masa depan dari seluruh bumi. Di sini, Profesor Palmer mengakui bahwa Al-Quran adalah buku yang sangat menakjubkan yang menjelaskan masa lalu, masa sekarang dan masa depan.

Like many other scientists, Professor Palmer was hesitant at first. But soon later he was forthcoming with his opinions. In Cairo, he presented a research paper dealing with the inimitable aspects of geological knowledge contained in the Qur’an. He said that he did not know what was the state of the art in the field of science during the days of the Prophet Muhammad. But from what we know about the scanty knowledge and means at that time, we can undoubtedly conclude that the Qur’an is a light of divine knowledge revealed to Muhammad (sallallahu ‘alaihi wa sallam). Here are the concluding remarks of Professor Palmer:

Sebagaimana para ahli sains lainnya, Profesor Palmer pada mulanya ragu-ragu. Akan tetapi segara sesudahnya dia datang dengan pendapatnya. Di Kairo, dia mempresentasikan sebuah makalah penelitian yang berkaitan dengan aspek yang tak bisa ditiru dari pengetahuan tentang ilmu bumi yang berada dalam Al-Quran. Dia mengatakan bahwa dia tidak mengetahui bagaimana keadaan sains sesungguhnya pada masa Nabi Muhammad diutus. Akan tetapi dari apa yang kita ketahui tentang sedikitnya pengetahuan dan arti pada masa itu, tidak ragu lagi bahwa kita bisa menyimpulkan bahwa Al-Quran adalah sebuah cahaya dari ilmu Tuhan yang diwahyukan kepada Muhammad saw. Inilah kesimpulan Profesor Palmer:

We need research into the history of early Middle Eastern oral traditions to know whether in fact such historical events have been reported. If there is no such record, it strengthens the belief that Allah transmitted through Muhammad bits of his knowledge that we have only discovered for ourselves in recent times. We look forward to a continuing dialogue on the topic of science in the Qur’an in the context of geology. Thank you very much.

Kita memerlukan penelitian tentang sejarah Timur Tengah pada awal tradisi penyampaian dari mulut ke mulut untuk mengetahui apakah sesungguhnya kejadian sejarah semacam itu telah dilaporkan. Jika ternyata tidak ada rekaman, maka hal ini menguatkan kepercayaan kita bahwa Allah telah mengirimkan melalui Muhammad saw sedikit dari pengetahuan-nya yang mana baru kita temukan belum lama berselang ini. Kita mencari tindak lanjut dialog pada topik sains di dalam Al-Quran dalam konteks ilmu bumi. Terima kasih banyak.

As you have seen, here is one of the giants in the field of geology in our world today, coming from the United States of America. He does not hesitate to admit and to come forth with his opinions. But he is still in need of someone to point the truth out to him. Both westerners and easterners have lived in the midst of the battle between religion and science. These battles, however, were inevitable, because all previous messages have been distorted. Thus, Allah sent the Prophet Muhammad, (sallallahu ‘alaihi wa sallam), with Islam in order to correct that which had been corrupted.

Sebagaimana Anda lihat, inilah salah satu dari raksasa di bidang ilmu bumi di dunia kita saat ini, datang dari Amerika. Dia tidak ragu-ragu untuk mengikuti dan membeberkan pendapatnya. Akan tetapi dia masih memerlukan seseorang untuk menunjukkan kebenaran kepadanya. Orang-orang barat dan ornag-orang timur keduanya telah hidup di tengah-tengah perseteruan antara agama dan sains. Perseteruan ini, bagaimana pun juga, tidak bermanfaat, karena pesan-pesan yang lalu telah didistorsikan. Oleh karena itu, Allah mengirimkan Nabi Muhammad saw dengan Islam untuk meluruskan apa-apa yang telah dirusak.

Someone may ask: ‘How will these people accept what we tell them when we are materially inferior to them and we do not follow our religion closely?’ My reply to them is that knowledge increases the awareness of one who acquires it. People of knowledge care only to look at the facts, not at the outside picture. The wealth of Islam today is precisely this knowledge and scientific advancement. Modern science can but bow its head in reverence to the book of Allah and to the Sunnah of His Prophet (sallallahu ‘alaihi wa sallam).

Seseorang mungkin akan bertanya: 'Bagaimana nantinya orang-orang ini menerima apa yang kita katakan kepada mereka ketika kita secara materi berada di luar mereka dan kita tidak mengikuti agama kita secara dekat?' Jawaban saya kepada mereka adalah bahwa pengetahuan meningkatkan kepedulian seseorang yang memperolehnya. Orang-orang berpengetahuan peduli hanya pada fakta-faktanya, tidak pada gambaran di luarnya. Kejayaan Islam saat ini justru terletak pada pengetahuan ini dan kemajuan sains. Sains modern bisa akan tetapi hanyalah akan menundukkan kepalanya kepada referensi kepada buku Allah dan kepada Sunnah Nabi-nya saw.

The primordial nature, Al-Fitrah, in which Allah created man does not attain tranquility except by means of Islam or faith. Those who do not have Imaan (faith) are in a constant state of uneasiness and confusion. Moreover, the atmosphere of freedom in the West helps Western scientists to express what they believe without any fear or timidity. We have heard them in many of these episodes confirming and recognizing the miracle of this age, the Qur’an, which will remain living until the Last Hour.

Sifat alami, Al-Fitrah, yang telah diciptakan oleh Allah atas manusia tidak mencapai ketenangan kecuali dengan jalan Islam atau iman. Mereka yang tidak memiliki iman berada dalam kondisi yang tidak mudah dan bingung. Lebih jauh lagi, atmosfer kebebasan di dunia Barat telah menolong para ahli sains Barat untuk mengekspresikan apa yang mereka percayai tanpa rasa takut. Kami telah mendengar banyak diantara mereka di dalam episode-episode ini yang menegaskan dan mengenalkan keajaiban di abad ini, Al-Quran, yang akan tetap bertahan hidup sampai Hari Akhir.

Sabtu, Agustus 22, 2009

SELAMAT BULAN RAMADHAN

DOA AGAR DIAMPUNI ALLAH

ALANGKAH BAGUSNYA KALAU SAYA DAN SAUDARA MENGHAFALKAN DOA TERSEBUT

Selasa, Mei 05, 2009

KEHANCURAN AMERIKA DI IRAQ

berikut ini beberapa cuplikan dari kehancuran dan kekalahan pasukan Amerika di Iraq. saya dapatkan dari youtube. silakan anda menyimaknya.


Kamis, April 30, 2009

Benteng Udara Al-Qassam

Ikhwah yang dimuliakan Allah, berikut ini beberapa petikan tentang perjuangan pasukan Al-Qassam dalam melindungi negeri mereka dari serangan zionis Israel. jika ingin mendownloadnya silakan klik disini


Hebatnya pasukan Hamas

silakan antum sekalian melihat kehebatan pasukan Hamas yang berperang melawan zionis Israel,
Al-mukmin al-qawiyyu khairun wa ahabbu ilallaahi min al mukmin adz-dzaif, untuk mendownloadnya silakan klik disini

Senin, Februari 09, 2009

CARA MENDAFTAR DI UNIVERSITAS ISLAM MADINAH


pintu gerbang Islamic University in Madinah


ALLAHU AKBAR, SUBHAANALLAH, AL-HAMDULILLAH, LAA ILAAHA ILLALLAH, WA LAA HAULA WALA QUWWATA ILLAA BILLAAAH...

sungguh bahagiaaaaa bangett bisa menimba ilmu di islamic university in madinah. gimana gak bangga, soale Allah swt sudah mengecualikan hamba yang lemah dan hina ini dengan kuliah disana atas seluruh rakyat indonesia yang jmlahnya kira2 25o juta itu. kalau gak salah. tentunya itu suatu hal yang sangat luar biasa.

tahu gak, mukafaahnya perbulan sebesar 85o reyal. tiap kamis bisa umrah ke Makkah, pulang jumat sore. tiap tahun bisa haji. dan sangat dihormati para jamaah haji lagi kalau ketahuan sebagai mahasiswa sana. bisa-bisa antum nanti ditawari jadi mantu gak sekali dua kali, tapi sampai puluhan kali.

belum nanti kalau datang bulan puasa. sungguh Ramadhan disana betul-betul karim banget. bisa-bisa antum duduk baca Al Qur`an atau sedang belajar, langsung ada orang datang tanya apakah anda seorang mahasiswa ketika anda menjawab "iya" langsung deh antum dikasih 500 sampai 1000 riyal.

itulah beberapa banyak hal yang banyak teman-teman kuliah di Mesir, Sudan, Marokko, dan negara-negara dunia lainnya iri kepada anda.
subhaanallah, al-hamdulillah ribuan kali, hingga tidak ada yang menghitungnya selain hanya ALLAH.



sudah melihat gambar di atas?
itu adalah pintu gerbang masuk Universitas Islam Madinah Saudi Arabia. oh bukan itu adalah gambar kuliah atau fakultas hadits. subhanallah begitu menawan.hingga menggambarkan betapa menawan hadits-hadits Rasulullah saw yang dipelajari di dalamnya. di sana antum harus menghafal 25o hadits persemester loh, kadang kurang dikit kadang lebih dikit. siap? kuat, masak gak kuat, imam Syafii aja yang gak pernah makan dunkin donat aja kuat. masak antum gak kuat. kalo gak kuat ya kuliah di iain sono aja. hihihi
Antum pengen tahu rasanya belajar di sana? sungguh sangat mudah caranya:
  1. anda harus banyak beribadah dan berdoa kepada Allah agar diiterima di sana. cukup terus meminta dengan keinginan tinggi pasti Allah mengabulkan doa antum2 semua.
  2. ijazah anda minimal harus jayyid jiddan. rata-rata 8 keatas. kalau rata2 7, insya Allah masih banyak universitas lain di Indonesia yang dengan senang hati menerima anda.
  3. ijazah anda tidak boleh berumur lebih dari empat tahun dari kelulusan anda. jika demikian berarti ijazah uda kadaluarsa dan anda tidak bisa menempuh pendidikan di sana.
  4. anda harus ikut tes kalau ada beberapa masyayikh yang datang ke Indonesia untuk mengetes dan mencari-cari mahasiswa untuk kuliah disana. biasanya mereka datang ke mahad ar-rayah sukabumi, atau mahad-mahad al irsyad. atau antum cukup bermurasalah. yakni kirim surat dan biodata yang sudah antum terjemah kesana.
  5. anda harus minimal hafal lima juz Al Qur`an, hafalan yang bagus tajwid dan tilawahnya. bukan hafalan yang glodak-glodak seperti rantai motor yang putus, hihihihi....
  6. setelah itu kumpulkan semua berkas berikut, tentunya yang sudah terjemahan:
  • ijazah terakhir
  • daftar nilai untuk mengetahui rata-rata antum
  • surat keterangan sehat dari dokter, bukan dari dukun. karena dukun gak punya stempelnya.
  • surat keterangan baik dari polisi. biar ada keterangan antum pernah pacaran opo ora hihihii....
  • akte kelahiran. biar ketahuan antum masih muda sehingga layak diterima atau udah tidak pantas.
  • tazkiyah atau rekomendasi dari yayasan satu saja. tapi jika dari pribadi or perorangan maka dua.
  • pas photo 4 X 6 sebanyak enam lembar.
  • perlu diingat antum bagusnya lulusan SMA, atau sederajat, yang baru lulus, bukan yang lulus tujuh tahun lalu.
jika semua berkas sudah disiapin, coba anda kirim ke Islamic University in Madinah, cukup cari alamatnya disini, antum akan membuka halaman seperti ini.
jangan lupa, klik yang bertuliskan:
نموذج التسجيل لغير السعوديين
registration for non-Saudi students form



kalau antum mengklik yang lain, maka yang keluar bukan untuk antum, karena antm bukan orang saudi. yang itu kan bertuliskan lighair as-su`udiyyin, alias untuk selain saudi.

oh iya perlu ana beritahukan pula, Islamic university juga ada kelas bayar loh, kalau tidak salah setiap semesternya bayar 3000 riyal. khusus bagi non saudi harus ada surat asli dari orang yang mengkafalahinya. jika antum bisa mencari orang saudi yang mau membiayai antum, antum cukup dengan rata-rata 6 ke atas insya Allah bisa masuk dengan membayar.


perlu antum perhatikan, jangan sembarangan mengisi formulir yang tercantum disitu. bagusnya antum isi dengan benar dan cermat. jangan angger isi kemudian kirim. karena formulir itu bukan untuk main-main. bisa-bisa nanti perbuatan antum yang main-main itu menyusahkan ikhwah lainnya yang ingin mendaftar. karena ini termasuk cara termudah untuk mendaftar kesana. yaitu via internet.
cuma antum harus punya paspor dulu ya.
tapi ana yakin, jika antum pintar, mumtaz dan sudah punya paspor pasti keterima insya Allah. harus yakin kepada Allah, pasti Allah tidak akan mengecewakan antum. tapi jika antum ragu, atau misalnya nilai pas-pasan,tapi punya duit untuk bikin paspor, nah seperti itu yang harus ragu, heeehhehe...

oh iya hampir lupa. untuk informasi yang kuliah dengan bayar 3000 persemester, antum klik disini,
untuk mengetahui syarat-syarat pendaftaran bagi selain Saudi antum klik disini. ok?


tapi biar antum gak susah2 nih ana cantumkan di bawah sini ya:

شروط القبول في المرحلة الجامعية لغير السعوديين :

1- أن يكون حاصلاَ على الشهادة الثانوية أو ما يعادلها من داخل المملكة أو خارجها.

Sudah mendapat ijazah SMA atau yang sederajat baik dari Saudi maupun luar saudi
2- أن لا يكون قد مضى على حصوله على الشهادة الثانوية أو ما يعادلها مدة تزيد عن خمس سنوات.

Ijazah yang didapatnya tidak berumur lebih dari lima tahun.
3- أن لا يكون مفصولا من جامعة أخرى لأسباب تأديبية أو أكاديمية.

Tidak pernah dikeluarkan dari universitas lain karena sebab2 moral atau akademi
4- أن يكون المتقدم لكلية القرآن حافظاَ للقرآن كاملاَ.

hendaknya yang mendaftar ke fakultas Al Quran sudah hafal 30 juz
5- ألا يزيد سن طالب المنحة عن خمس وعشرين سنة.
umur pendaftar tidak lebih dari 25 tahun


المستندات الواجب تقديها للجامعة:

Berkas2 yang wajib dipenuhi

1- الشهادة الدراسية الأخيرة التي حصل عليها.

Ijazah terakhir
2- بيان بالدرجات والتقديرات التي حصل عليها الطالب في السنة الأخيرة .

Daftar nilai dan rata-rata akhir yang diperoleh sang pendaftar
3- شهادة بحسن السيرة والسلوك صادرة من المدرسة التي تخرج فيها.

Surat keterangan kelakuan baik dari sekolahan
4- شهادة الميلاد صادرة من جهة معتمدة.

Akte kelahiran yang resmi, bukan bikin sendiri
5- تقرير طبي بسلامة بصره وأعضائه وخلوة من الأمراض السارية صادر من جهة معتمدة .

Surat keterangan dokter yang menerangkan bahwa pendaftar penglihatannya bagus, seluruh organnya juga bagus, tidak mengidap penyakit menular. Dan surat ini resmi dari rumah sakit atau dokter
6- ست صور شمسية حديثة مقاس 4X6

Pas photo 6x4 enam lembar
7- تعريف بالطالب من إحدى المؤسسات الإسلامية في البلد الذي يقيم فيه الطالب أو من شخصيتين إسلاميتين ممن تعرفهم الجامعة يتضمن بيان حال الطالب بأنه من المحافظين على أداء الفرائض ومن المتمسكين بالآداب الإسلامية..

Rekomendasi dari yayasan yang ada di tempt tinggal sang pendaftar. Atau dari dua orang yang dikenal oleh universitas. Menerangkan bahwa sang pendaftar orang yang berakhlaq islami dan selalu menunaikan kewajiban agama.
8- صورة جواز السفر أو إثبات الجنسية

Foto copy paspor atau penetapan warga Negara.

yah, ana doakan siapa pun yang mendaftar semoga diterima. agar orang indonesia banyak yang tahu agama dengan masuknya antum-antum kesana. kasihan orang indonesi itu bodoh-bodoh, katanya islam tapi untuk ngaji (bukan ngarang biji) tapi baca quran banyak yang gak bisa. bisanya pacara mulu. sampek kayak ular berbisa doang. hihih.



wassalamu`alaikum

Sabtu, Februari 07, 2009

Perang Muslimin Versus Yahudi


Pimpinan pergerakan Islam dunia sering menyebut gejolak yang berlangsung di Palestina dengan ungkapan:

قَضِيَة فِلِسْطِينِيَة قَضِيَةُ مَرْكَزِيَة

“Problema Palestina adalah Problema Utama”.

Ungkapan ini bukan baru muncul sekarang ketika terjadi pembantaian Israel atas kaum Muslimin Palestina di Gaza. Ungkapan ini sudah dikenal dari dulu. Ungkapan ini menunjukkan betapa permasalahan Palestina bukan merupakan permasalahan sesaat dan tidak penting. Permasalahan Palestina atau tanah suci (baca: The Holy Land) merupakan permasalahan yang merepresentasikan:

الصِّرَاعُ الأَبَدِي بَيْنَ الْحَقّ وَ الْبَاطِل

“Pertarungan abadi antara kebenaran (al-Haq) dengan kebatilan (al-Batil).”

Bahkan konflik yang berlangsung di tanah tempat Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bertolak Mi’raj ke langit ketujuh digambarkan dalam sebuah hadits sebagai konflik yang bakal mencapai bentuk puncaknya menjelang tibanya hari Kiamat.

لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يُقَاتِلَ الْمُسْلِمُونَ الْيَهُودَ فَيَقْتُلَهُمْ الْمُسْلِمُونَ حَتَّى يَخْتَبِئَ الْيَهُودِيُّ وَرَاءَ الْحَجَرِ أَوْ الشَّجَرَةِ فَيَقُولُ الْحَجَرُ أَوْ الشَّجَرُ يَا مُسْلِمُ يَا عَبْدَ اللَّهِ هَذَا يَهُودِيٌّ خَلْفِي فَتَعَالَ فَاقْتُلْهُ إِلَّا الْغَرْقَدَ فَإِنَّهُ مِنْ شَجَرِ الْيَهُود

“Tidak akan terjadi Kiamat sehingga kaum Muslimin memerangi kaum Yahudi sampai Yahudi berlindung di balik batu dan pohon lalu batu dan pohon berbicara “Hai Muslim, hai hamba Allah, ini Yahudi di belakangku, kemari, bunuhlah dia,” kecuali Ghorqod sebab ia (Ghorqod) sungguh merupakan pohon Yahudi.” (HR Ahmad 9029)

Saudaraku, jelas berdasarkan hadits di atas Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan bahwa konflik dengan Yahudi tidak akan pernah berakhir. Bahkan sampai menjelang datangnya hari Kiamat barulah akan terbentuk suatu barisan manusia istimewa yang akan memerangi kaum Yahudi sedemikian rupa sehingga pepohonan dan bebatuan akan berfihak kepada kumpulan manusia tersebut. Dan ternyata kumpulan manusia tersebut terdiri dari orang-orang yang telah berikrar dua kalimat Syahadat alias kaum Muslimin. Artinya, mereka adalah orang-orang beriman. Mereka merupakan orang-orang yang paling dimusuhi oleh kaum Yahudi. Demikianlah menurut Pencipta langit dan bumi, Allah Subhaanahu wa Ta’aala.

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

”Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS Al-Maaidah ayat 82)

Ayat di atas merupakan firman Allah Yang Maha Tahu ciptaanNya sendiri. Tentunya ini bukan berarti Islam mendukung rasialisme. Sebab bagi umat Islam bila ada seorang Yahudi mau bertaubat lalu mengikrarkan dua kalimat syahadat masuk Islam maka ia tidak lagi dipandang sebagai fihak yang memusuhi orang beriman. Hal ini tercatat dalam sejarah seperti sosok Abdullah bin Salam radhiyallahu ’anhu, seorang mantan Rabbi Yahudi di zaman Nabi shollallahu ’alaih wa sallam yang kemudian menjadi seorang sahabat sejati hingga akhir hayat. Demikian pula yang ditunjukkan oleh sosok Margareth Marcus yang kemudian mengganti nama menjadi Maryam Jamilah di zaman modern ini.

Bahkan di zaman ini kita jumpai adanya sebagian minoritas Yahudi yang berdasarkan pemahaman mereka akan Kitab Suci Taurat berpandangan bahwa berdirinya sebuah negara Zionis Israel merupakan suatu pelanggaran hukum Tuhan. Ungkapan mereka yang masyhur ialah ”Torah forbids a Jewish state” (Kitab Taurat melarang berdirinya negara Yahudi). Kalangan seperti ini boleh jadi tidak termasuk yang dimaksud oleh ayat Allah di atas. Ayat di atas lebih tepatnya menggambarkan kalangan mayoritas Yahudi berideologi Zionis yang mendukung berdirinya negara ilegal Israel melalui cara menjarah dan menjajah bumi suci Palestina.

Maka menjadi jelaslah bahwa problema yang terjadi di bumi suci Palestina bukan merupakan problema ringan dan sampingan. Ia merupakan problema eksistensi. Eksistensi antara Ahlul-Haq (pembela kebenaran) versus Ahlul-Batil (pembela kebatilan). Kebenaran di wakili oleh Muslimin-Mu’minin. Kebatilan diwakili oleh kaum Yahudi yang sangat memusuhi orang beriman dengan karakter jahat Zionis-nya. Inilah sisi lain dari kasus konflik berkepanjangan antara Israel versus Palestina yang belum terlalu difahami oleh publik dunia umumnya dan dunia Islam khususnya.

Lalu kalau kita kaitkan dengan hadits riwayat Ahmad di atas jelas disabdakan oleh Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bahwa fihak yang akan memerangi kaum Yahudi menjelang hari kiamat ialah kaum Muslimin. Nabi shollallahu ’alaih wa sallam tidak menyebutkan bahwa yang memerangi Yahudi ialah bangsa Palestina saja. Bahkan hal ini ditegaskan lebih jauh oleh pohon dan batu yang memanggil dengan ungkapan: “Hai Muslim, hai hamba Allah”, tidak ada ungkapan :”Hai orang Palestina, hai orang Arab, hai orang Lebanon, hai orang Jordan, hai orang Mesir atau hai orang Suriah.”

Artinya, hanya bilamana kaum Muslimin dari berbagai bangsa telah bersatu-padu untuk menghadapi kaum Yahudi dari berbagai bangsa yang sudah sejak lama bersatu-padu, maka barulah pada saat itu hadits di atas akan menjadi kenyataan. Suatu perang antara dua fihak yang mewakili Al-Haq di satu sisi dan Al-Batil di sisi lain. Namun yang menarik seorang Rabbi Yahudi pernah dalam sebuah Televisi Amerika berkata kepada wartawan yang mewawancarinya: ”Pemimpin Ummat Islam, yaitu Muhammad, pernah berkata bahwa Hari Kiamat tidak akan terjadi sebelum kaum Muslimin memerangi bangsa Yahudi sehingga pohon dan batu berbicara memberitahu kaum Muslimin bahwa ada Yahudi yang bersembunyi di belakangnya, kecuali pohon Ghorqod karena ia merupakan pohon kita...!” Lalu wartawan itupun berkata: ”Wah, menakutkan sekali... Apa yang harus kita lakukan?” Si Rabbi menjawab: ”Tenang... Kalaupun hari itu tiba, maka masih lama. Sebab hari itu hanya akan terjadi bila sholat Subuh ummat Islam di masjid-masjid sudah sama ramainya seperti sholat Jumat mereka...!”

Saudaraku, marilah kita persiapkan diri untuk menghadapi hari menentukan itu dengan mulai memastikan bahwa setiap subuh kita rajin sholat berjamaah di masjid. Semoga...

Tiga alasan mengapa yahudi harus dimusuhi


Pertama, Allah menegaskan bahwa bersama kaum Musyrikin bangsa Yahudi merupakan kaum yang paling hebat permusuhannya terhadap orang-orang beriman.

لَتَجِدَنَّ أَشَدَّ النَّاسِ عَدَاوَةً لِلَّذِينَ آَمَنُوا الْيَهُودَ وَالَّذِينَ أَشْرَكُوا

”Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik.” (QS Al-Maidah ayat 82)

Pantaslah bilamana dalam perang di Gaza kemarin rejim Yahudi Zionis Israel memang sengaja menjadikan anak-anak Muslim Palestina sebagai target sasaran militer mereka. Karena menurut mereka anak-anak Palestina di Gaza akan tumbuh menjadi para ‘teroris’.

Kedua, Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menggambarkan bangsa Yahudi sebagai kaum yang paling hebat sifat hasad-nya kepada Ummat Islam. Hasad dalam bahasa Arab bukan berarti sekedar dengki atau iri. Hasad dalam bahasa Arab mengandung setidaknya tiga pengertian:

(1) Iri melihat orang lain memperoleh suatu kenikmatan

(2) Berusaha keras dengan berbagai cara agar kenikmatan tersebut lepas dari orang tadi

(3) Setelah lepas ia akan mengupayakan sekuat tenaga agar kenikmatan tersebut berpindah ke tangannya

Inilah tiga pengertian yang dikandung oleh kata hasad dalam bahasa Arab. Dan menurut Nabi shollallahu ’alaih wa sallam kaum Yahudi merupakan kaum yang paling sarat sifat hasad.

إن اليهود قوم حسد ، وإنهم لا يحسدونا على شيء كما يحسدونا على السلام ، وعلى آمين

“Sesungguhnya bangsa Yahudi merupakan kaum yang penuh sifat hasad. Dan sesungguhnya mereka tidak hasad terhadap sesuatu sebagaimana hasadnya terhadap kita (kaum Muslimin) dalam perkara (ucapan) ”Assalamu’alaikum” dan ”Amin”. (HR Shohih Ibnu Khuzaimah 1500)

Melalui hadits di atas Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa di antara sebab utama kaum Yahudi hasad kepada Ummat Islam karena kebiasaan kita mengucapkan doa ”Assalamu’alaikum” satu sama lain tatkala berjumpa. Ucapan ini mencerminkan cinta dan persaudaraan yang tumbuh subur di kalangan sesama orang beriman. Dan hal ini tidak disukai oleh kaum Yahudi. Oleh karenanya mereka sangat terkenal dengan politik ”belah bambu” atau devide et empera ketika menghadapi ummat Islam. Mereka sangat benci melihat Ummat Islam saling berkasih-sayang dan menjaga persatuan. Itulah sebabnya mereka memberikan gula-gula kepada Mahmud Abbas dengan kelompok Fatah-nya dan memberikan agresi militer kepada kelompok Hamas. Sebagian bangsa Muslim Palestina mereka jadikan kolaborator sedangkan sebagian lainnya mereka hancurkan dan tuduh sebagai kelompok teroris...!!

Hal lain yang menyebabkan mereka hasad kepada kita ialah ucapan ”Amin”. Ucapan ini biasa diperdengarkan ummat Islam saat mereka sholat berjamaah di masjid terutama sholat-sholat Subuh, Isya dan Magrib saat Imam men-jaharkan bacaan sholatnya. Oleh karenanya Yahudi sangat benci terhadap kebiasaan ummat Islam –terutama kaum prianya- menegakkan sholat berjamaah di masjid. Mereka akan berupaya sekuat tenaga menjauhkan ummat Islam dari melakukan hal ini. Dan itulah sebabnya mengapa sebagian kebrutalan pasukan Yahudi Zionis Israel kemarin di Gaza adalah menghancurkan setidaknya 22 bangunan masjid di mana sebagian di antaranya dirudal pada saat sholat berjamaah sedang berlangsung...!!!

Ketiga, Allah menegaskan bahwa sebagian besar kaum Yahudi memiliki kebiasaan berkhianat. Hanya sedikit saja dari mereka yang tidak berkarakter pengkhianat.

وَلَا تَزَالُ تَطَّلِعُ عَلَى خَائِنَةٍ مِنْهُمْ إِلَّا قَلِيلًا مِنْهُمْ

”..dan kamu (Muhammad) senantiasa akan melihat kekhianatan dari mereka kecuali sedikit di antara mereka (yang tidak berkhianat)...” (QS Al-Maidah ayat 13)

Sejarah kaum Yahudi adalah sejarah pengkhianatan. Mereka biasa mengkhianati para Nabi utusan Allah. Bahkan mereka biasa mengkhianati Allah...!!

Salah satu contoh pengkhianatan Yahudi terhadap Allah ialah yang digambarkan dalam surah Al-A’raf. Dimana terdapat suatu kampung Yahudi yang dilarang menangkap ikan di hari Sabtu. Namun di bawah taqdir Allah ikan-ikan justru hanya muncul ke permukaan air laut di hari Sabtu saja sedangkan di hari-hari lainnya ikan tidak tampak. Maka apa yang dilakukan warga kampung itu? Mereke menggelar jala ikan di malam Sabtu. Lalu pada hari Sabtu mereka menyaksikan ikan-ikan tersebut masuk ke dalam jeratan jala yang telah mereka pasang. Kemudian begitu tiba hari ahad mereka gulung jala tadi sebelum ikan-ikan tersebut sempat keluar darinya.

وَاسْأَلْهُمْ عَنِ الْقَرْيَةِ الَّتِي كَانَتْ حَاضِرَةَ الْبَحْرِ إِذْ يَعْدُونَ فِي السَّبْتِ إِذْ تَأْتِيهِمْ حِيتَانُهُمْ يَوْمَ سَبْتِهِمْ شُرَّعًا وَيَوْمَ لَا يَسْبِتُونَ لَا تَأْتِيهِمْ كَذَلِكَ نَبْلُوهُمْ بِمَا كَانُوا يَفْسُقُونَ

”Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.” (QS Al-A’raf ayat 163)

Itulah sebabnya kalau kita ingat mesin pembunuh Israel pertama kali menyerang Gaza pada tanggal 27 Desember 2008. Tanggal itu merupakan hari Sabtu. Mereka mengerahkan pesawat-pesawat tempur tidak berawak menjatuhkan puluhan peluru kendali yang membunuh ratusan warga Gaza. Mereka mensiasati larangan keluar rumah di hari Sabtu dengan cara mengerahkan mesin perang tanpa awak. Jadi mereka membunuh dengan mengandalkan teknologi modern yang bisa diatur dari jarak jauh. Mereka khianati hukum Tuhan dengan bersiasat persis seperti kampung Yahudi dalam kasus larangan menangkap ikan di hari Sabtu ...!!!

Jika Allah saja mereka khianati apalagi ”sekedar” bangsa Palestina yang mereka nilai bukan saja bukan manusia. Bangsa Yahudi memandang bangsa selain mereka sebagai Ghoyim atau Gentile dalam bahasa Inggris. Ghoyim artinya makhluk yang tidak dikategorikan sebagai manusia karena tidak termasuk bangsa Yahudi.

Saudaraku, ini merupakan sebagian kecil dari alasan mengapa kita perlu memusuhi kaum Yahudi. Sesungguhnya masih banyak lagi daftar panjang kejahatan mereka. Benarlah hadits Nabi shollallahu ’alaih wa sallam di bawah ini:

عن عَدِيِّ بْنِ حَاتِمٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْيَهُودُ مَغْضُوبٌ عَلَيْهِمْ

Dari Adi bin Hatim dari Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bersabda: “Kaum Yahudi merupakan kaum yang dimurkai Allah...” (HR Tirmidzi 2878)

Sumber: eramuslim.com

Perbedaan Mu’min dengan Kafir

Saudaraku, sungguh berbeda sikap, perasaan dan perilaku seorang mu’min dibandingkan seorang kafir. Bila seorang beriman melakukan suatu kegiatan maka di dalam hatinya hadir harapan untuk meraih hasil kegiatannya di dunia sekaligus di akhirat. Dan Nabi menjamin bahwa kedua kebaikan ini pasti didapat oleh seorang mu’min sebagai balasan atas kegiatannya itu. Adapun seorang kafir boleh jadi mendapat balasan perbuatannya di dunia, namun di akhirat ia tidak akan memperoleh balasan apapun selain siksaan dan penderitaan berkepanjangan. Semua itu dialaminya sebagai akibat dari kekafirannya kepada Allah dan agama Allah. Perhatikanlah sabda-sabda Nabi di bawah ini:

إِنَّ الْكَافِرَ إِذَا عَمِلَ حَسَنَةً أُطْعِمَ بِهَا طُعْمَةً مِنْ الدُّنْيَا وَأَمَّا الْمُؤْمِنُ فَإِنَّ اللَّهَ يَدَّخِرُ لَهُ حَسَنَاتِهِ فِي الْآخِرَةِ وَيُعْقِبُهُ رِزْقًا فِي الدُّنْيَا عَلَى طَاعَتِهِ

”Seorang kafir jika berbuat kebaikan di dunia, maka segera diberi balasannya di dunia. Adapun orang mu'min jika berbuat kebajikan, maka tersimpan pahalanya di akhirat di samping rizqi yang diterimanya di dunia atas keta'atannya.” (Muslim 5023)

إِنَّ اللَّهَ لَا يَظْلِمُ مُؤْمِنًا حَسَنَةً يُعْطَى بِهَا فِي الدُّنْيَا وَيُجْزَى بِهَا فِي الْآخِرَةِ وَأَمَّا الْكَافِرُ فَيُطْعَمُ بِحَسَنَاتِ مَا عَمِلَ بِهَا لِلَّهِ فِي الدُّنْيَا حَتَّى إِذَا أَفْضَى إِلَى الْآخِرَةِ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَةٌ يُجْزَى بِهَا

”Sesungguhnya Allah tidak menganiaya (mengurangi) seorang mu'min hasanatnya, diberinya di dunia dan dibalas di akhirat. Adapun orang kafir, maka diberi itu sebagai ganti dari kebaikan yang dilakukannya di dunia, sehingga jika kembali kepada Allah, tidak ada baginya suatu hasanat untuk mendapatkan balasannya.” (Muslim 5022)

Sedangkan ayat berikut ini dengan jelas menggambarkan bahwa orang kafir tidak akan memperoleh balasan kebaikan apapun di akhirat kecuali siksa neraka. Kendati demikian, Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang tetap berlaku adil dengan menjanjikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia tidak akan dirugikan.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْحَيَاةَ الدُّنْيَا وَزِينَتَهَا نُوَفِّ إِلَيْهِمْ أَعْمَالَهُمْ فِيهَا وَهُمْ فِيهَا لَا يُبْخَسُونَ أُولَئِكَ الَّذِينَ لَيْسَ لَهُمْ فِي الْآَخِرَةِ إِلَّا النَّارُ وَحَبِطَ مَا صَنَعُوا فِيهَا وَبَاطِلٌ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ

"Barangsiapa yang menghendaki kehidupan dunia dan perhiasannya, niscaya Kami berikan kepada mereka balasan pekerjaan mereka di dunia dengan sempurna dan mereka di dunia itu tidak akan dirugikan. Itulah orang-orang yang tidak memperoleh di akhirat, kecuali neraka dan lenyaplah di akhirat itu apa yang telah mereka usahakan di dunia dan sia-sialah apa yang telah mereka kerjakan" (QS Hud15-16)

Tetapi apalah artinya balasan di dunia jika harus menderita di akhirat selamanya. Persis seperti kelakuan pasukan Israel yang mengira bahwa mereka memperoleh kemenangan dengan membantai rakyat Palestina menggunakan mesin perang modern buatan AS. Mereka berbuat sekehendaknya dan merasa penuh kuasa tanpa rasa bersalah sedikitpun menghabisi anak-anak dan kaum wanita Palestina. Mereka berbuat demikian karena hanya memahami kehidupan sebatas dunia fana ini. Mereka samasekali tidak peduli dan tidak percaya akan adanya kehidupan akhirat. Andai mereka benar-benar percaya akan keberadaan kehidupan akhirat, niscaya mereka tidak akan bertindak sebrutal yang mereka pertunjukkan. Kalaupun mereka dianggap menang sesungguhnya kemenangannya sebatas di dunia belaka. Sedangkan di akhirat nanti mereka ditunggu oleh siksa api neraka.

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعَاجِلَةَ عَجَّلْنَا لَهُ فِيهَا مَا نَشَاءُ لِمَنْ نُرِيدُ ثُمَّ جَعَلْنَا لَهُ جَهَنَّمَ يَصْلَاهَا مَذْمُومًا مَدْحُورًا

"Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang Kami kehendaki bagi orang yang Kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka Jahannam; ia akan memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir." (QS Al-Israa ayat 18)

Sumber: eramuslim.com

Sikap Umum Yahudi Bila Diajak Masuk Islam

Di masa Nabi ada seorang pendeta Yahudi bernama Hushain bin Salam bin Harits. Ia percaya bahwa Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam merupakan Nabi di akhir zaman sebagimana diterangkan dalam riwayat Taurat dan Injil. Setelah kedatangan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ke Madinah iapun masuk Islam. Setelah memeluk Islam Nabi shollallahu ’alaih wa sallam mengubah namanya menjadi Abdullah bin Salam. Di bawah ini kami cuplik kisahnya berkenaan dengan hubungannya dengan kaum Yahudi sebagaimana ditulis oleh Munawar Chalil dalam bukunya ”Kelengkapan Tarikh Nabi Muhammad”.

Untuk membuktikan bahwa kaum Yahudi itu pendusta dan pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam diam-diam datang ke rumah Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Ia minta kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam jika kaum Yahudi datang agar Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdullah bin Salam). Ia juga minta izin kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam agar dirinya boleh bersembunyi di suatu bilik saat kaum Yahudi bertemu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam.

Setelah kaum Yahudi berhadapan muka dengan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam, beliau bertanya: ”Bagaimana keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam?” Mereka berkata: ”Ia ada dalam kebaikan.”

Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bertanya pula: ”Bagaimana pendapat kamu tentang dirinya?”

Mereka menjawab: ”Menurut kami, ia adalah tuan kami dan anak lelaki tuan kami. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan sebaik-baik anak lelaki orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak ada seorangpun yang melebihi kealimannya tentang kitab Allah (Taurat).”

Mereka terus memuji-muji Abdullah bin Salam. Setelah itu Nabi shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: ”Jadi, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari golongan kalian yang paling terpandang segala-galanya menurut pendapat kalian?”

Mereka menjawab: ”Benar, Muhammad.”

Kemudian Nabi shollallahu ’alaih wa sallam berseru: ”Hai Hushain bin Salam keluarlah!”

Keluarlah Abdullah bin Salam lalu mendekat ke Nabi shollallahu ’alaih wa sallam dan berseru kepada kaumnya: ”Hai golongan orang-orang Yahudi, hendaklah kalian semua takut kepada Allah! Terimalah dengan baik segala apa yang telah datang kepada kamu! Demi Allah, sesungguhnya kalian telah tahu bahwa beliau ini adalah pesuruh Allah yang kalian telah temukan dan kenali sifat-sifatnya di dalam kitab agama yang ada di sisi kalian. Sesungguhnya saya telah menyaksikan bahwa beliau ini adalah nabi dan pesuruh Allah sebab memang sebelumnya saya telah mengenal sifat-sifat beliau seperti tersebut dalam kitab Taurat. Maka kini saya telah percaya kepadanya, membenarkan segala yang dibawanya dan mengikuti semua seruannya.”

Mendengar ucapan Abdullah bin Salam, mereka dengan sangat menyesal menjawab: ”Oh tuan berdusta! Mengapa tuan berani berkata begitu?”

Abdullah menjawab: ”Celakalah kalian semua! Takutlah kalian kepada Allah! Apakah kamu semua tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Tauratmu?”

Mereka berkata: ”Tidak! Tuanlah yang berdusta! Tuan adalah sejelek-jelek orang dari golongan kita! Sebab Tuan sekarang sudah beragama lain!”

Kemudian mereka pergi. Lalu Abdullah berkata kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam: ”Inilah yang saya khawatirkan, ya Rasulullah. Bukankah saya telah menuturkan sebelumnya kepada Tuan bahwa kaum Yahudi adalah pendusta, pembohong, pengkhianat dan pendurhaka?”

Maka pada saat itu juga Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat berikut:

قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ كَانَ مِنْ عِنْدِ اللَّهِ وَكَفَرْتُمْ بِهِ وَشَهِدَ شَاهِدٌ مِنْ بَنِي إِسْرَائِيلَ عَلَى مِثْلِهِ فَآَمَنَ وَاسْتَكْبَرْتُمْ إِنَّ اللَّهَ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

”Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang disebut dalam) Al Qur'an lalu dia beriman, sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim". (QS Al-Ahqaf ayat 10)

Setelah kabar keislaman Abdullah bin Salam tersiar di kalangan kaum Yahudi, maka mereka dengan congkak dan sombong mengata-mengatai, mencaci-maki, menghina, menjelek-jelekkan dan memusuhinya dengan sekeras-kerasnya. Pada suatu hari di antara pendeta-pendeta Yahudi ada yang berkata kepada yang lainnya dan perkataan itu sengaja ditujukan kepada Abdullah bin Salam, di antaranya: ”Tidak akan seseorang yang percaya kepada Muhammad dan seruannya melainkan orang yang seburuk-buruknya dan serendah-rendahnya. Orang yang paling baik dan paling mulia dari golongan kita tidak akan berani meninggalkan agama pusaka nenek moyangnya dan mengikuti agama lain, dari golongan lain dan bangsa lain. Jadi, barangsiapa dari golongan kita sampai mengikuti agama Muhammad teranglah bahwa ia seorang yang sejahat-jahatnya di kalangan kita.”

Abdullah bin Salam tidak menghiraukan segala ucapan dan hinaan mereka itu. Lalu sehubungan dengan peristiwa ini Allah wahyukan kepada Nabi shollallahu ’alaih wa sallam ayat-ayat berikut:

لَيْسُوا سَوَاءً مِنْ أَهْلِ الْكِتَابِ أُمَّةٌ قَائِمَةٌ يَتْلُونَ آَيَاتِ اللَّهِ آَنَاءَ اللَّيْلِ وَهُمْ يَسْجُدُونَ يُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآَخِرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُسَارِعُونَ فِي الْخَيْرَاتِ وَأُولَئِكَ مِنَ الصَّالِحِينَ وَمَا يَفْعَلُوا مِنْ خَيْرٍ فَلَنْ يُكْفَرُوهُ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالْمُتَّقِينَ

”Mereka itu tidak sama; di antara Ahli Kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). Mereka beriman kepada Allah dan hari penghabisan mereka menyuruh kepada yang ma`ruf, dan mencegah dari yang munkar dan bersegera kepada (mengerjakan) pelbagai kebajikan; mereka itu termasuk orang-orang yang saleh. Dan apa saja kebajikan yang mereka kerjakan, maka sekali-kali mereka tidak dihalangi (menerima pahala) nya; dan Allah Maha Mengetahui orang-orang yang bertakwa.” (QS Ali Imran ayat 113-115)

Saudaraku, demikianlah sikap kaum Yahudi pada umumnya bilamana diajak kepada agama Allah. Mereka tidak memiliki obyektifitas sedikitpun bila diajak untuk menerima hidayah dan kebenaran. Mereka sangat keras kepala dan membabi buta mempertahankan ideologi rasialisme dan fanatisme kelompok. Sehingga orang yang semula mereka katakan baik dan mulia serta-merta mereka hina dan caci bilamana orang tersebut menerima kebenaran agama Islam yang berarti harus meninggalkan agama asalnya, yaitu Yahudi.

Sikap ekstrim kaum Yahudi bukan hanya terjadi di masa lalu di masa Nabi shollallahu ’alaih wa sallam. Namun hingga hari ini sikap serupa menjadi kekhasan kaum Yahudi sebagaimana dilukiskan oleh Joseph Cohen seorang mantan Yahudi Ortodoks kelahiran AS yang menemukan Islam justru setelah ia hijrah ke Israel (lihat Dakwah Mancanegara: Yahudi AS Pindah Ke Israel dan Masuk Islam). Setelah masuk Islam, Cohen mengganti namanya dengan nama Islam Yousef al-Khattab. Menurut dia, berdakwah tentang Islam di kalangan orang-orang Yahudi bukan pekerjaan yang mudah. Bahkan ketika ditanya tentang kelompok-kelompok Yahudi yang anti Zionis, ia berkata "Dari sejarahnya saja, mereka adalah orang-orang yang selalu melanggar kesepakatan. Mereka membunuh para nabi, oleh sebab itu saya tidak pernah percaya pada mereka, meski Islam selalu menunjukkan sikap yang baik pada mereka".

Sumber: eramuslim.com